Tewasnya Bocah 13 Tahun di Padang Diduga Dianiaya Polisi

Tewasnya Bocah 13 Tahun di Padang Diduga Dianiaya Polisi

Trampolinesystems, Padang, 25 Juni 2024 – Seorang bocah berusia 13 tahun ditemukan tewas di Padang, Sumatera Barat, diduga akibat penganiayaan oleh anggota polisi. Kejadian Tewasnya Bocah ini mengejutkan masyarakat dan menimbulkan berbagai reaksi dari berbagai pihak.

Tewasnya Bocah 13 Tahun di Padang Diduga Dianiaya Polisi

Tewasnya Bocah Kronologi Kejadian

Menurut laporan warga setempat, korban, yang di kenal dengan inisial AR, awalnya di amankan oleh pihak kepolisian setempat atas tuduhan pencurian. AR di laporkan mengalami kekerasan fisik selama proses interogasi. Seorang saksi mata mengungkapkan bahwa ia melihat AR dibawa ke sebuah ruangan di kantor polisi dan mendengar teriakan serta suara pukulan dari dalam ruangan tersebut.

Setelah beberapa jam, AR di temukan dalam kondisi tidak sadarkan diri dan segera di larikan ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, nyawa AR tidak tertolong dan di nyatakan meninggal dunia beberapa saat setelah tiba di rumah sakit.

Reaksi Masyarakat dan Keluarga Tewasnya Bocah

Keluarga korban sangat terpukul dengan kejadian ini. Ibu AR, dengan suara penuh emosi, menyatakan bahwa anaknya tidak bersalah dan meminta keadilan atas kematian putranya. “Kami tidak akan diam sampai keadilan di tegakkan. Anak saya tidak pantas menerima perlakuan seperti ini,” ujar sang ibu.

Masyarakat setempat juga menggelar aksi protes di depan kantor polisi, menuntut penjelasan dan pertanggungjawaban dari pihak berwenang. “Kami ingin keadilan. Polisi seharusnya melindungi, bukan malah melakukan kekerasan,” teriak seorang pengunjuk rasa.

Tindakan Kepolisian dan Pemerintah

Menanggapi kejadian ini, Kapolres Padang menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi menyeluruh untuk mengungkap fakta-fakta terkait kasus ini. “Kami akan melakukan penyelidikan mendalam dan menindak tegas siapapun yang terbukti bersalah. Tidak ada toleransi untuk tindakan kekerasan di tubuh kepolisian,” tegas Kapolres.

Gubernur Sumatera Barat juga turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan mendesak agar kasus ini di usut tuntas. “Kita tidak bisa membiarkan tindakan seperti ini terjadi. Aparat hukum harus bertindak sesuai dengan prosedur dan menjunjung tinggi hak asasi manusia,” ujarnya.

Harapan untuk Keadilan

Kasus ini membuka mata banyak pihak akan pentingnya reformasi di tubuh kepolisian. Masyarakat berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan dan meminta adanya pengawasan lebih ketat terhadap perilaku aparat hukum.

Dalam situasi yang menyedihkan ini, semua mata tertuju pada pihak berwenang untuk memastikan bahwa keadilan di tegakkan dan pelaku kekerasan di proses sesuai hukum yang berlaku. Transisi menuju sistem kepolisian yang lebih humanis dan adil menjadi harapan bersama.

Penutup

Kejadian tragis yang menimpa AR harus menjadi momentum bagi kita semua untuk merenung dan memperbaiki sistem yang ada. Semoga kasus ini segera menemukan titik terang dan memberikan keadilan bagi korban serta keluarganya.

Lihat Juga :  Curiga Intervensi di Balik Vonis Bebas Ronald Tannur Anak DPR