Puting Beliung di Surabaya Rusak Nyaris 60 Rumah Warga Sekitar

Puting Beliung di Surabaya Rusak Nyaris 60 Rumah Warga Sekitar

Pada Senin, 29 Oktober 2024, sebuah puting beliung mengamuk di kawasan Surabaya, merusak hampir 60 rumah warga dan menyebabkan kerusakan parah di beberapa titik. Kejadian ini mengejutkan warga yang tidak sempat mempersiapkan diri, mengingat datangnya fenomena cuaca ekstrem ini sangat mendadak. Dalam hitungan menit, cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi sangat ekstrem, menimbulkan kepanikan di kalangan warga.

Kejadian Puting Beliung yang Mengguncang Surabaya

Puting beliung tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 WIB dan berlangsung hanya dalam beberapa menit. Angin kencang disertai hujan lebat datang tiba-tiba dan menerjang kawasan Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Sejumlah rumah rusak parah, dengan atap yang beterbangan dan pohon-pohon yang tumbang akibat terjangan angin puting beliung. Salah satu warga yang menjadi saksi mata mengatakan bahwa angin begitu kencang hingga terdengar seperti suara guntur yang menggelegar, dan dalam sekejap rumah-rumah di sekitar tempat tinggalnya terendam puing-puing.

Sebagian besar rumah yang terdampak berada di kawasan padat penduduk, sehingga dampaknya sangat di rasakan oleh masyarakat setempat. Tidak hanya rumah yang rusak, tetapi juga beberapa kendaraan yang terparkir di luar rumah terkena dampak langsung dari terjangan angin kencang, dengan kaca pecah dan kendaraan rusak.

Puting Beliung di Surabaya Rusak Nyaris 60 Rumah Warga Sekitar

Dampak Kerusakan dan Penanganan Awal

Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya, kerusakan yang di timbulkan cukup besar. Sebanyak hampir 60 rumah dilaporkan mengalami kerusakan berat, dengan mayoritas kerusakan terjadi pada atap rumah yang terlepas atau rusak total. Selain itu, fasilitas umum juga tidak luput dari dampak puting beliung tersebut, dengan beberapa fasilitas seperti pos ronda dan tempat ibadah mengalami kerusakan pada bagian atap dan dinding.

Lihat Juga :  Pegi Setiawan Menang, Kuasa Hukum Tuntut Ganti Rugi Rp190 Juta ke Polda Jabar

Beruntung, meski dampaknya besar, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, beberapa warga mengalami luka ringan akibat tertimpa puing-puing yang terlempar angin. Warga yang rumahnya mengalami kerusakan langsung di evakuasi ke tempat yang lebih aman, dan petugas kesehatan segera memberikan pertolongan pertama.

Segera setelah kejadian, tim BPBD bersama dengan petugas kecamatan dan dinas terkait langsung turun ke lokasi untuk melakukan upaya penanganan darurat. Mereka memberikan bantuan berupa terpal untuk menutup atap yang rusak, serta mulai melakukan pembersihan puing-puing yang berserakan. Selain itu, warga juga di berikan bantuan logistik berupa sembako dan perlengkapan sehari-hari.

Bantuan Pemerintah dan Kesigapan Masyarakat

Pemerintah Kota Surabaya juga segera memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Dinas Sosial Kota Surabaya memberikan bantuan sembako kepada keluarga yang rumahnya rusak, sementara tim pemadam kebakaran bersama relawan melakukan evakuasi dan membersihkan puing-puing yang menghalangi akses jalan. Sebagai langkah lanjutan, pemerintah juga berencana memberikan bantuan untuk perbaikan rumah-rumah yang rusak agar warga dapat kembali tinggal dengan nyaman.

Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya kesigapan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Sementara itu, upaya mitigasi bencana dan pemantauan cuaca ekstrem juga harus menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan kota, mengingat perubahan iklim global yang semakin tidak dapat di prediksi.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kejadian Ini?

Kejadian puting beliung di Surabaya menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem. Fenomena alam seperti puting beliung atau tornado seringkali datang tanpa peringatan yang jelas. Oleh karena itu, penting bagi warga untuk memahami tanda-tanda perubahan cuaca ekstrem, seperti angin kencang dan langit yang tiba-tiba gelap.

Lihat Juga :  Kejagung Sahkan Tom Lembong Tersangka Kasus Impor Gula

Selain itu, rumah-rumah yang di bangun dengan bahan yang lebih kokoh dan tahan terhadap angin kencang akan dapat mengurangi risiko kerusakan. Pemerintah pun di harapkan dapat terus meningkatkan sistem peringatan dini cuaca dan memperkuat program edukasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi bencana alam, agar kejadian serupa dapat di minimalisir di masa depan.