Trampolinesystems, Serangan ransomware yang menimpa Pusat Data Nasional (PDN) telah mengejutkan publik dan menimbulkan kekhawatiran akan keamanan data negara. Sebagai bagian dari tanggung jawab dan langkah untuk mengatasi kejadian ini, tujuh pejabat teras yang memiliki peran kunci dalam menjaga keamanan data negara harus bertanggung jawab. Berikut profil singkat dari ketujuh pejabat tersebut:
1. Budi Arie Setiadi
Budi Arie Setiadi menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika RI, bertanggung jawab atas keamanan infrastruktur digital dan perlindungan dari serangan siber. Lahir di Jakarta pada 20 April 1979, ia menempuh pendidikan di SD dan SMP Fons Vitae II Jakarta Utara, serta SMA Kolose Kanisius Jakarta Pusat (lulus 1990). Budi kemudian melanjutkan studi di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI.
Lihat juga:
Setelah lulus, ia terjun ke dunia media dan usaha, sebelum bergabung dengan PDI-P dan menjadi Kepala Balitbang PDI-P DKI Jakarta (2005-2010). Pada 2013, ia mendirikan relawan Pro Jokowi (Projo). Budi tidak memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman khusus di bidang keamanan siber.
2. Hinsa Siburian
Hinsa Siburian adalah Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang berperan penting dalam mendeteksi, mencegah, dan merespons serangan siber yang mengancam keamanan nasional. Lahir di Tarutung, Tapanuli Utara pada 28 Oktober 1959, ia memiliki latar belakang militer dengan pengalaman luas di TNI AD, terutama di Kopassus dan berbagai posisi strategis, termasuk Pangdam XVII/Cenderawasih dan Wakil Kepala Staf TNI AD.
Hinsa merupakan lulusan Akmil dengan sejumlah penghargaan seperti Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama, serta pernah belajar di Sekolah Staf dan Komando TNI AD. Namun, saat rapat dengan Komisi I DPR RI, ia mengakui adanya kesalahan tata kelola di BSSN terkait insiden serangan ransomware yang tidak memiliki backup data.
3. Putu Jayan Danu Putra
Putu Jayan Danu Putra adalah Direktur Jenderal Aplikasi Informatika di Kementerian Komunikasi dan Informatika, bertanggung jawab atas pengembangan sistem aplikasi yang aman untuk instansi pemerintah. Ia lahir di Jakarta pada 20 November 1967 dan berusia 57 tahun.
Putu merupakan lulusan Akpol 1989 dengan pengalaman di bidang reserse. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kapolsek Koja, Kapolres Kediri Kota, Kapolres Blitar, Kapolda Bali, dan Pati Baintelkam Polri. Sejak 31 Juli 2023, Putu juga menjabat sebagai Wakil Kepala BSSN, menggantikan Komjen Pol Suntana.
4. Y.B. Susilo Wibowo
Y.B. Susilo Wibowo adalah Sekretaris Utama BSSN yang berperan penting dalam koordinasi kebijakan dan strategi keamanan siber di instansi pemerintah. Lahir pada 20 Februari 1966 (usia 58 tahun), Susilo bertanggung jawab memastikan penerapan standar keamanan di lembaga pemerintah. Sebelumnya, ia pernah menjadi staf hingga Inspektur di Lembaga Sandi Negara.
5. Dono Indarto
Dono Indarto adalah Kepala Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN, bertanggung jawab mengawasi mitigasi serangan siber, termasuk ransomware, dan memastikan respons cepat terhadap insiden siber. Lahir di Medan pada 27 Juni 1966, Dono adalah purnawirawan Polri berpangkat Irjen. Pol. (Purn.) dan lulusan Akpol 1990 dengan pengalaman di bidang reserse. Jabatan terakhirnya adalah Pati Baintelkam dengan penugasan di BIN. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Kapolsek Bissapu, Kadensus 88/AT Polda Kaltim, dan Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.
6. Sulistyo
Sulistyo, Direktur Keamanan Informasi Kominfo, bertanggung jawab atas pengawasan keamanan informasi di kementerian. Lahir 11 Oktober 1972, ia adalah Doktor Siber pertama Indonesia.
7. Slamet Aji Pamungkas
Slamet Aji Pamungkas adalah Direktur Pengendalian Informasi BSSN, bertugas mengawasi aliran informasi di sistem pemerintah serta menanggulangi risiko keamanan data.Lahir di Wonosobo pada 18 Juli 1967, ia memulai karier sebagai Perekayasa Utama di BPPT, kemudian menjabat di Bekraf dan BSN.. Ia lulusan S1 Matematika Universitas Diponegoro dan S2 Information Engineering Toyohashi University of Technology, Jepang.